Aku memberitahukan hal ini kepada suamiku, karena aku takut mertuaku sudah pikun, tapi suamiku tidak percaya dan mengatakan ibunya masih sangat sehat. Namun karena aku merasa hal ini sangatlah aneh dan membuatku takut, aku pun tidak bisa tidur dan selalu khawatir, aku selalu merasa ada sepasang mata yang memperhatikanku di luar sana.
Untuk menemukan kebenarannya, aku akhirnya memasang CCTV di pintu kamar. Ketika aku melihat CCTV itu, aku pun kaget, mertuaku selalu diam di depan pintu dan mendengarkan pembicaraan kami.
Suamiku berkata ibunya mungkin saja mengigau, tapi aku selalu merasa ia sedang diam-diam mendengarkan percakapanku dengan suamiku, karena takut aku mengatakan hal yang buruk tentangnya.
Suamiku akhirnya membicarakan hal ini dengan ayahnya, kemudian menunjukan gambar CCTV padanya agar ia mengetahui kondisi mertua perempuanku.
Siapa yang mengira ternyata ayahnya marah besar dan mengatakan bahwa aku sangatlah keterlaluan. Waktu itu aku sangatlah marah dan akhirnya pulang ke rumah ibuku. Setelah lewat beberapa hari, suamiku datang dan menjemputku pulang sambil mengatakan ibunya masuk rumah sakit.
Aku pun menemani suamiku ke rumah sakit menengok mertuaku. Sesampainya di rumah sakit, mertuaku mengatakan ia tidak marah padaku dan berharap aku kembali pulang, serta berjanji tidak akan mendengarkan percakapan kami lagi.
Tidak lama kemudian, aku baru mengetahui rahasia mertuaku, sebenarnya ia terkena kanker dan dokter mengatakan hidupnya tidak akan lebih dari 1 tahun. Ia tidak ingin aku dan suamiku tahu karena takut kami khawatir, namun ia memiliki sebuah mimpi ingin menggendong cucu sebelum ia meninggal.
Setelah aku mendengar papa mertuaku mengatakan semuanya, aku dan suamiku pun menangis, ternyata kami salah menilah mama mertua.
Measure
Measure